Bacaan Hari Ini
Kedua, kalian harus mendengarkan satu sama lain. Ini membutuhkan waktu, kesabaran, dan perhatian yang terfokus. Terlalu banyak pasangan saling memberikan monolog [percakapan sepihak] tanpa menyisakan ruang untuk dialog yang sebenarnya. Di sinilah konseling pernikahan efektif. Itu memaksa Anda berdua untuk memperlambat, menafsirkan bahasa pasangan Anda, memahami perasaan mereka, dan menemukan kebutuhan mereka. Ketika sebuah pernikahan hancur, pasangan sering kali begitu sibuk berusaha menyampaikan maksud mereka sendiri dan memenangkan pertengkaran sehingga mereka tidak mendengarkan solusi dan tempat negosiasi. Perceraian akan menjadi kurang umum jika kita mendengarkan dengan hati terbuka daripada pikiran tertutup. Yesus menunjukkan bahwa hukum Musa mengizinkan perceraian ‘karena ketegaran hati’ (MatiusĀ 19:8). Ini berarti hati mereka tidak akan luluh ke tingkat pemahaman dan tempat negosiasi agar hubungan itu berhasil. Beberapa pasangan merasa lebih mudah untuk saling menulis surat yang mengungkapkan perasaan mereka saat mereka mempelajari kembali cara berkomunikasi pada tingkat yang lebih dalam. Konselor dan seminar pengayaan pernikahan menggunakan teknik ini, dan terkadang berhasil dengan sangat baik. Dengan menuliskan perasaan Anda di atas kertas sebelum mengungkapkannya, Anda dapat bertanya pada diri sendiri, 'Apakah ini yang sebenarnya saya rasakan? Inikah caraku mengungkapkan perasaanku? Apakah saya mengatakan terlalu banyak? Atau terlalu sedikit?’ Membongkar pasangan Anda mungkin merupakan katarsis [pelepasan emosi] bagi Anda, tetapi bagaimana jika hal itu mengubur mereka? Ini adalah beberapa pertanyaan yang harus Anda tanyakan untuk membangun kembali pernikahan Anda. Dan jika Anda berdua berdoa dan membuka hati, Tuhan akan membantu Anda melakukannya.