
Bacaan Hari Ini
Paulus menuliskan, ‘Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.’ (GalatiaĀ 6:9) Lihatlah Ayub sang bapa: menghadiri pemakaman sepuluh anaknya, kehilangan kesehatan dan kekayaannya dalam satu hari, dan mendengarkan seorang istri yang lidahnya tajam. Namun dia tidak menyerah. Belajarlah darinya! ‘Kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya.’ (YakobusĀ 5:11)
Ayub tetap fokus pada tujuan akhir dan menanggung keadaan yang ada. Ya, ada kalanya menyerah tampak baik, kekalahan tampaknya tak terelakkan, dan mundur tampaknya menjadi satu-satunya pilihan Anda. Pertanyaannya adalah, bagaimana Anda menangani saat-saat itu? Di ambang Tanah Perjanjian, Tuhan memberi tahu Yosua, ‘Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi.’ (YosuaĀ 1:9)
Negarawan Israel David Ben-Gurion mengamati: ‘Keberanian adalah sejenis pengetahuan khusus, pengetahuan tentang bagaimana takut pada apa yang seharusnya ditakuti dan bagaimana tidak takut pada apa yang tidak boleh ditakuti. Dari pengetahuan ini muncul kekuatan batin yang menginspirasi kita untuk terus maju dalam menghadapi kesulitan besar. Apa yang kelihatannya mustahil, sering kali bisa menjadi mungkin jika kita memiliki keberanian.’ Dan dari mana datangnya keberanian ini? Mengenal Tuhan 'bersamamu kemanapun kamu pergi.' Mengapa Alkitab mencatat kegagalan orang-orang seperti Petrus dan Daud? Untuk memberi tahu Anda bahwa ketika Anda gagal—Anda dapat memulai lagi!