
Bacaan Hari Ini
Bertanggung jawab atas diri Anda sendiri, pikiran Anda, dan tindakan Anda adalah bagian yang sangat penting dari menjadi anggota yang berkontribusi dalam suatu hubungan. Namun terkadang, kita bertindak terlalu jauh dengan memikul tanggung jawab yang tidak sehat untuk orang lain, dan kemudian menggunakannya sebagai alasan untuk tidak bertanggung jawab atas diri kita sendiri dan keadaan kita sendiri. Misalnya, kita menyalahkan kehamilan yang tidak direncanakan atas kegagalan kita untuk masuk universitas. Atau kita menyalahkan ketidakbahagiaan kita karena kita tetap menikah demi anak-anak. Kita sangat fokus pada orang lain dan mengambil tanggung jawab atas hidup mereka sehingga kita tidak pernah meluangkan waktu untuk mencari solusi untuk mengatasi situasi kita sendiri. Dan pada akhirnya, semua kesengsaraan dan masa-masa sulit menjadi identitas kita. Kita tidak hanya mengeluh; kita menjadi pengeluh kronis. Mari jujur; terkadang, kisah celaka kita hanyalah alasan, versi kebenaran yang dibuat-buat untuk menyembunyikan fakta bahwa kita telah memutuskan untuk menyalahkan orang lain atas keadaan kita. Dengan begitu, kita tidak perlu bertanggung jawab atas hidup kita. Faktanya adalah, kita semua membuat pilihan dalam hidup; pergi atau tinggal, menghadapi atau mengabaikan, mengeluh atau mencari solusi. Baik itu pasangan Anda, anak-anak Anda, atau orang tua Anda, bukanlah ide yang baik untuk bertanggung jawab atas orang lain jika Anda melakukannya untuk menghindari memutuskan apa yang perlu Anda lakukan untuk diri Anda sendiri. Alkitab berkata, ‘Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain. Sebab tiap-tiap orang akan memikul tanggungannya sendiri.’ (Galatia 6:4-5).