Bacaan Hari Ini
Permintaan maaf yang tulus dapat membantu menyembuhkan dan memulihkan hubungan yang tegang atau rusak. Tetapi seperti yang dikatakan Dr Gary Chapman kepada kita, tidak berakhir disitu. Perhatikan ini:
(1) Mengucapkan 'Maaf' tidaklah cukup! Inilah awal yang baik dan dibutuhkan, tapi bukan akhir yang baik. Misalnya, 'Saya minta maaf Anda menganggapnya seperti itu', cara seperti itu bukanlah permintaan maaf; namun serangan terselubung [licik]! Anda perlu secara spesifik mengakui apa yang Anda sesali [maaf]. 'Saya sangat menyesal karena apa yang saya katakan menghina Anda', akui apa yang telah Anda lakukan dan kuatkan orang yang terluka.
(2) Bertanggungjawab penuh atas perilaku Anda. Tanpa hal ini, tidak ada pemulihan atau rekonsiliasi. 'Saya salah berbicara kepada Anda seperti itu' perkataan ini mengandung nilai kejujuran, kerendah hati, kuat, dan bertanggungjawab. Dengan demikian membantu pihak yang dirugikan melihat permintaan maaf Anda sebagai permintaan maaf yang tulus. Ketulusan mengurangi [meredakan] kemarahan dan mendorong orang lain untuk mempercayai dan menerima kata-kata Anda.
(3) Tawarkan untuk menebus kesalahan jika memungkinkan. Tanyakan, 'Apakah ada yang bisa saya lakukan untuk membuat segalanya lebih baik?' Memberi diri untuk melaksanakan semua yang bisa Anda kerjakan membuat permintaan maaf Anda tulus. Yakobus mengatakan seperti ini: 'hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.'
(4) Mintalah pengampunan—jangan anggap remeh. 'Maukah Anda memaafkan saya atas apa yang saya lakukan?' Anda harus mengatakannya dan orang lain perlu mendengarnya sebelum penyembuhan dan pemulihan dapat dimulai. Ketika Anda meminta pengampunan dan dikabulkan, Anda telah menyetujuinya bersama-sama. Anda mencatat komitmen bersama untuk bergerak melampaui rasa sakit dan berusaha menuju hubungan yang lebih sehat.