Bacaan Hari Ini
Pernahkah bertanya-tanya bagaimana pilot terbang di malam hari? Mereka tidak dapat melihat ke arah mana mereka terbang sehingga mereka bergantung pada peralatan. Hari-hari gelap kita membuat kita bersandar [bergantung] pada Tuhan. Seringkali ketika iman kita diuji, kita tergerak untuk mendekat kepada-Nya. Seorang penulis himne bernama Edward Mote menulis: ‘Ketika kegelapan menutupi wajah-Nya yang indah, aku bersandar pada kasih karunia-Nya yang tidak berubah… Ketika seluruh jiwaku menyerah, Tuhanlah tempat perteduhan dan pengharapanku. Di atas Kristus, Batu Karang yang kokoh, aku berdiri; pijakkan lainnya adalah pasir yang tenggelam.’
Sangat mudah memuji Tuhan ketika kesehatan Anda baik dan tagihan Anda dibayar. Tetapi selama hari-hari gelap Anda menemukan dari mana iman Anda dibentuk dan di mana letak kepercayaan Anda sebenarnya: pada diri Anda sendiri, pada orang lain, atau pada Tuhan. Ketika hari-hari Anda terasa gelap seperti malam –malam Anda, inilah ayat Kitab Suci yang dapat Anda jadikan pijakan:‘Jika ia hidup dalam kegelapan dan tidak ada cahaya bersinar baginya, baiklah ia percaya kepada nama TUHAN dan bersandar kepada Allahnya!’ (YesayaĀ 50:10)
Ayub menjalani kehidupan yang patut diteladani, namun ia kehilangan segalanya. Karena Bermasalah dan bingung membuat Ayub menangis, ‘Jalanku ditutup-Nya dengan tembok, sehingga aku tidak dapat melewatinya, dan jalan-jalanku itu dibuat-Nya gelap.’ (AyubĀ 19:8) Ayub tidak dapat melihat jalan keluar untuk mengatasi situasi tersebut. Kemudian Ayub menemukan bahwa ketika Anda tidak dapat menemukan alasan, Anda dapat mempercayai hubungan.
‘Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.’ (AyubĀ 42:5) Ketika Ayub menemukan hal tersebut, segalanya berubah: 'Tuhan memberkati bagian akhir kehidupan Ayub lebih dari bagian sebelumnya.' (AyubĀ 42:12) Apa yang Tuhan lakukan untuk Ayub—Dia akan melakukannya untuk Anda .